WISATA MERAKYAT DI ISTANA PRESIDEN

Selasa, 03 Maret 2009
Wisata cuma-cuma, gratis, merakyat jadi obat di saat kondisi ekonomi bergerak lambat. Akhir Mei 2008, Istana Kepresidenan membuka pintu lebar-lebar bagi rakyatnya yang ingin berwisata tanpa ditarik bayaran. Meski buka hanya weekend, tapi sambutan rakyat sangat hangat. Istana Kepresidenan kini jadi Istana Rakyat, pada Sabtu dan Ahad.
Affan mengaku semalam tak bisa tidur, membayangkan masuk Istana. Bagi anak berusia 5 tahun apalagi orang awam, bayangan Istana itu sesuatu yang wah, sesuatu yang penuh rahasia, sesuatu yang tak sembarangan orang bisa masuk. Ternyata, bayangan anak pertama keluarga Agus warga Priok Jakarta sirna malah diselimuti rasa kesenangan, kegembiraan, kebanggaan yang tiada tara, setelah Sabtu pekan lalu kakinya pertama kali menginjak Istana.

Dalam catatan, pintu Istana pernah dibuka pertama kali oleh Presiden KH Abdurahman Wahid alias Gus Dur. Namun kembali dilarang setelah pergantian presiden baru. Padahal, di negara lain, Istana seperti Gedung Buckingham Palace, memiliki program tur Istana dengan konsep yang jelas, terjadwal, dan kemudahan birokrasi.

Kini rakyat Indonesia kembali bersyukur. Istana kembali dibuka untuk wisatawan, untuk rakyat, untuk bangsa. Meski hanya dibuka setiap akhir pekan, mulai pukul 09.00 sampai 16.00 WIB, namun antusias masyarakat untuk nongol harus diacungi jempol.

Wisatawan langsung masuk ke Gedung Sekretaris Negara (Sekneg), menuju tenda panitia yang menyambut ramah untuk didata identitasnya. Usai nunggu giliran pemberangkatan di ruang tunggu, wisatawan bisa mampir ke toko cinderamata yang menjual souvenir seperti kaos, gantungan kunci, topi, korek api, stiker, pulpen, jam, arloji, tremos, cangkir, payung yang semuanya berlogo Istana.

Setelah ada panggilan, setiap rombongan akan diangkut bus berkapasitas 20 hingga 25 orang dengan seorang pemandu wanita. Bus melaju ke dalam lingkungan Sekneg dan berhenti di gedung Serba Guna, yang disulap menjadi bioskop. Di dalam gedung diputar video sejarah Istana Merdeka, yang dibangun tahun 1873, masa pemerintahan Gubernur Jendral Louden dan selesai tahun 1879 pada masa pemerintahan Gubernur Jendral Johan Willem van Landsbarge.

Bangunan bergaya arsitektur Yunani Kuno, berdiri di atas tanah seluas 2.400 meter persegi, dirancang arsitek Drossares. Dulu, istana ini dikenal sebagai Istana Gambir. kemudian diganti menjadi Istana Merdeka.

Tangga depan istana dijaga dua petugas Paspampres, yang berpakaian Merah Putih sambil tangannya memegang senjata. Mereka berdiri di trap paling atas dengan wajah menatap arah Monas. Tangga itu terbuat dari batu mamer yang jumlahnya 16 dan panjang 21 meter. Di tangga depan Istana Merdeka, biasanya digunakan para menteri untuk potret bersama dengan presiden, setelah dilantik jadi menteri.

Setelah menapaki tangga, di pintu masuk sebelah barat pasti disambut patung perunggu hulubalang membawa kotak. Sebuah pemandangan menakjubkan ketika kaki melangkah ke dalam Istana pasti disambut dua lampu kristal besar seberat 500 Kg asal Cekoslovakia, yang mengelantung di tengah ruangan.

Juga ada sepasang gading gajah warna putih bersih, yang ada sejak 1949. Juga, puluhan beragam benda-benda koleksi peninggalan Presiden pertama Bung Karno. Ada piring hias porselin. Bahkan jambangan porselin dari Dinasti Meiji Jepang juga buatan China pada abad XIX. Ada lagi patung perunggu penunggang kuda dari Hongaria. Ada vas bunga dari Korea Utara. Juga ada lukisan Pangeran Diponegoro karya Basoeki Abdullah yang dibuat 1949, lukisan 'Penangkapan Diponegoro' oleh pelukis Raden Saleh (1857), dan masih banyak lagi koleksi sejarah yang tetap terpelihara.

Sehari-hari keberadaan Istana Merdeka diperuntukkan acara formal kenegaraan seperti tempat peringatan hari Proklamasi Kemerdekaan RI 17 Agustus. Juga pagelaran Parade Senja, jamuan makan bagi tamu penting lainnya. "Selain itu, Istana Merdeka untuk upacara penyambutan tamu negara, penyerahan surat-surat kepercayaan Duta Besar negara-negara sahabat," ucap Fitria, pemandu wisata.

Puas berada di dalam Istana Merdeka, selanjutnya diajak melintasi taman di belakang Istana Merdeka, yang nampak bersih, terawat dan indah. Mengingat, dihiasi patung-patung kecil yang jumlahnya puluhan dengan berbagai model. Termasuk sebuah patung petapa tua berusia 300 tahun terbuat dari kayu dan tak dimakan rayap.

Di pinggir taman, ada Gazebo atau di zaman Belanda disebut "Kupal" tempat pemain musik pada pesta kebun. Di era Soekarno, Kupal dipakai tempat belajar atau home schooling bagi anak-anak Presiden, termasuk mantan Presiden Megawati Soekarnoputri. Era Susilo Bambang Yudhoyono, Gazebo digunakan untuk pertemuan informal.

Saat berjalan melawati taman yang indah, nampak Kantor Kepresidenan, bagian belakang Istana Negara juga wisma negara. Istana Negara kini menjadi tempat Presiden dan Ibu Ani tinggal. Sejarah Istana Negara yang dibangun tahun 1796, semula untuk kediaman pribadi seorang warga negara Belanda J.A van Braam.

Sehari-hari, Istana Negara berfungsi sebagai pusat kegiatan pemerintahan negara, diantaranya menjadi tempat penyelenggaraan acara-acara yang bersifat kenegaraan, seperti pelantikan pejabat-pejabat tinggi negara, pembukaan musyawarah, dan rapat kerja nasional, pembukaan kongres bersifat nasional dan internasioal, dan tempat jamuan kenegaraan.

Sejak masa pemerintahan Belanda dan Jepang sampai masa pemerintahan Republik Indonesia, sudah lebih kurang 20 kepala pemerintahan dan kepala negara yang menggunakan Istana Negara sebagai kediaman resmi dan pusat kegiatan pemerintahan Negara.

Dari wisata kepresidenan, memang hanya Istana Negara yang tertutup bagi kunjungan wisatawan. Karena Istana Negara menjadi tempat tinggal Presiden. Dari enam presiden yang memimpin Negara ini, hanya tiga presiden yang mendiami Istana, yakni Presiden Sukarno, Presiden Abdurrahman Wahid dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Inilah rumah rakyat, rumah bangsa yang kini menjadi tujuan wisata. Selamat Datang rakyat Indonesia di Istana Rakyat.

Tips Berwisata di Istana Merdeka

Pengunjung harus membawa kartu identitas asli (KTP Kartu Pelajar/Mahasiswa, Paspor, atau ID), berpakaian rapi (tidak memakai jeans, celana pendek, kaos oblong dan sandal, kecuali anak dibawah 12 tahun dan berseragam sekolah), berperilaku sopan dan menghargai lingkungan Istana Kepresidenan sebagai tempat tinggal Presiden dan keluarganya, serta tempat kerja Presiden sehari-hari.

Pengunjung harus mematuhi semua peraturan yang ditetapkan oleh Istana Kepresidenan seperti tidak membawa senjata api, senjata tajam, bahan peledak dan benda-benda lain yang membahayakan. Tidak membawa tas, makanan, minuman di dalam lingkungan Istana Kepresidenan, tidak merokok di dalam lingkungan Istana, tidak mengaktifkan & menggunakan handphone selama berada dalam lingkungan Istana, tidak menggunakan kamera di dalam lingkungan Istana, kecuali oleh fotografer resmi Istana, fotografer Istana telah disediakan termasuk pemrosesannya, tidak melakukan aktivitas politik dalam bentuk apapun selama mengikuti tur, tidak melakukan orasi atau demonstrasi, menggelar poster atau spanduk, atau penyebaran pamplet selama melakukan tur, tidak menggunakan busana atau atribut dengan tulisan, atau gambar, atau simbol, atau bentuk yang patut diduga, dan tidak membuat keributan, kegaduhan, keonaran di dalam lingkungan Istana.


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

6 komentar:

  1. shofiyah sahal mengatakan...:

    Salut... saya kan mengajak anak didik ke Rumah Rakyat dan akan mengubah image Istana hanya milik presiden...menjadi presiden merakyat,its agreat president

  1. shofiyah sahal mengatakan...:

    Betapa kami akan berbahagia, jika anak didik kami dapat mface to face kepada Bapak negara untuk menyampaikan aspirasinya sebagai pelajar Indonewsia

  1. shofiyah sahal mengatakan...:

    kami merasa telah menempa nak didik menjadi anak yang kritis dan percaya diri,betapa sangat mulianya bapak negara yang mau mendengar tunas bangsa berbicara ...

  1. shofiyah sahal mengatakan...:

    Kami merasa bahwa kami telah menempa anak didik kami dengan karakter percaya diri kritis dan cinta ilmu, sangatlah bahagia kami bila anak didik kami ada kesempatan mewawancarai Bapak negara atau Ibu negara sebagai salah satu anak didik yang patut menjadi teladan bagi
    yang lain.... bukan hanya orang dewasa saja yang ingin di dengar. Thanka a lot

  1. shofiyah sahal mengatakan...:

    Kami tunggu jawaban dan perhatianya... Thank

  1. PublicNature mengatakan...:

    maaf bru balas. . terimakasih atas segala komentarnya.
    berkunjunglah lagilain kali.

Posting Komentar